Belajar Mengendarai Motor Sendiri
Cerita ini dimulai
karena kakak perempuan pertama saya yang sampai saat ini belum berani mengendarai
motor. Sebenarnya dia sempat belajar dan sudah bisa tapi masih saja dia belum berani
mengendarainya sendiri. Dia nggak pernah berani karena trauma, ketika SMA dulu dia
pernah jatuh ketika belajar motor sampai membuatnya takut sampai saat ini. Dua kali beli motor, dia masih aja belum bisa.
Mesti membeli motor kembali karena motor pertamanya hilang didepan rumah karena keteledoran kakak laki-laki saya yang tidak mengunci stang dan menutup kunci magnetnya (padahal kunci magnet itu penting!). Walhasil, karena kakak perempuan saya ini masih saja nggak berani mengendarai motor, malah jadi nyusahin orang rumah. Pagi hari kalo mau berangkat kerja dia mesti bangunin adik-adiknya yang lebih mencintai bantal dan kasur daripada kakaknya yang teriak-teriak minta anter. Saya dan kakak perempuan kedualah yang selalu jadi korban. Terlebih ketika libur kuliah yang panjang dan posisi saya sedang dirumah, kakak kedua lebih senang tidur dengan sangat pulas pura-pura nggak denger “kicauan pagi” kakak pertama saya. Malah terkadang saking seringnya kakak saya teriak-teriak dan tak ada yang mengubrisnya, ibu saya pun ikutan marah-marah. Saya pun yang selalu mengalah untuk melawan kantuk dan mengantar dia pergi kerja.
Mesti membeli motor kembali karena motor pertamanya hilang didepan rumah karena keteledoran kakak laki-laki saya yang tidak mengunci stang dan menutup kunci magnetnya (padahal kunci magnet itu penting!). Walhasil, karena kakak perempuan saya ini masih saja nggak berani mengendarai motor, malah jadi nyusahin orang rumah. Pagi hari kalo mau berangkat kerja dia mesti bangunin adik-adiknya yang lebih mencintai bantal dan kasur daripada kakaknya yang teriak-teriak minta anter. Saya dan kakak perempuan kedualah yang selalu jadi korban. Terlebih ketika libur kuliah yang panjang dan posisi saya sedang dirumah, kakak kedua lebih senang tidur dengan sangat pulas pura-pura nggak denger “kicauan pagi” kakak pertama saya. Malah terkadang saking seringnya kakak saya teriak-teriak dan tak ada yang mengubrisnya, ibu saya pun ikutan marah-marah. Saya pun yang selalu mengalah untuk melawan kantuk dan mengantar dia pergi kerja.
Saya pun kadang sebal
dengan kakak saya, sempat saya marahi karena dia nggak pernah berani untuk
belajar mengendarai motornya sendiri. Saya bilang “Belajar kek nyetir sendiri biar
ngga nyusahin orang lain ma nggak nyusahin diri sendiri.”Dia malah menjawab “Ya
mau gimana, orang takut kok.” Karena hal tersebutlah motor yang seharusnya dia pakai
sendiri malah lebih banyak dipake adik-adiknya. Di satu obrolan sore dia malah sempet
bilang “Motornya kalian pake aja gapapa, nanti biar aku beli mobil aja sekalian.”
Saya hanya berkata ketus “Motor aja kagak bisa-bisa malah mau beli mobil” kakak
kedua malah menimpali berbeda, “Iya gapapa, kamu beli aja mobil nanti ujung-ujungnya
juga kita yang pake” kami yang ada disitu hanya merespon dengan derai tawa.
Berani nyetir
motor sendiri itu banyak banget gunanya. Selain kita bisa kemana-mana sendiri,
kita pun nggak perlu minta tolong orang lain yang mungkin punya kesibukan sendiri.
Mengendarai sepeda motor pun membuat kita bisa menghafal jalan atau rute menuju
suatu lokasi, ngga perlu takut nyasar yang penting banyak tanya aja sama orang
#berdasarkanpengalamanpribadi :D. Nyetir motor juga menurut saya bisa mengolah emosi
kita, ngga kebawa emosi kalo ada yang nyalip dengan suara knalpot bising, dan nggak
kebut-kebutan dengan teman ketika di jalan.
Rugi bangetkan kalo
kita sebagai wanita nggak berani nyetir motor sendiri untuk bisa lebih mandiri
karena dengan begitu kita menolong diri sendiri tanpa perlu menyusahkan orang
lain. Belajar mengendarai motor sebenarnya mudah dan berguna pula bagi kehidupan
sehari-hari. Terlebih ketika mengendarai motor matic, hampir mirip dengan mengendarai
sepeda. Hanya perlu menjaga keseimbangan saja, kalo menurut saya. Hal
terpenting ketika belajar mengendarai sepeda motor itu berani, PD, dan tetap
hati-hati, anggap aja jalanan milik kita. Nggak usah peduli kalo banyak diklakson
atau diteriakin ma orang wong kita lagi belajar kok!
No comments: