Berburu Kopi Legendaris Bandung: Aroma
Nama kopi
Aroma Bandung sudah tersohor kemana-mana. Tak heran jika pabrik ini sering
nongol di tv-tv nasional. Karena sering nongol di tv inilah saya jadi penasaran
dengan rasa kopinya dan keramahan si pemilik. Info dari liputan televisi dan review dari beberapa blog memang menyebutkan
bahwa si pemilik yakni Widya Pratama adalah pribadi yang ramah. Beliau adalah
generasi kedua yang menjalankan bisnis keluarga ini. Sedangkan dari keunggulan
kopinya sendiri, biji kopi disimpan minimal 5 tahun untuk menurunkan kadar
keasamannya.Setelah itu baru bisa di proses menjadi kopi bubuk. Sehingga, kopi
Aroma ini lebih nyaman di lambung dan pastinya lebih sehat karena tak ada
tambahan bahan kimia apapun. Hal lain yang saya tahu adalah pembuatannya masih menggunakan
mesin-mesin kopi zaman dulu. Contohnya, seperti pemanggang biji kopi juga
pengiling kopinya.
Untuk mengisi
liburan dan menghilangkan rasa penasaran pada hari sabtu 16 Januari 2016 saya
dan beberapa teman pergi kesana. Letak dari toko kopi Aroma ini sangat
strategis yaitu di jl. Banceuy no. 51 tak jauh dari Alun-alun, Pasar Baru dan
Jl.Braga Bandung. Saya memilih berjalan kaki dari jl.Braga menuju toko kopi
Aroma ini alasannya ya sekalian foto-foto disekitaran jl.Braga dari Jl.Braga
hanya butuh 10 menit berjalan kaki, sesampainya disana saya lihat sudah
orang-orang yang mengantri untuk membeli kopi tersebut. Sepertinya sudah lumrah
bagi yang tinggal di sekitaran toko kopi ini jika melihat antrian pembeli yang
cukup panjang. Padahal saat itu menurut salah satu Bapak yang saya temui juga
mengatakan bahwa jika antriannya bisa sangat panjang jika hari libur. Mungkin
karena masih jam 10an jadi antrian belum begitu panjang, padahal menurut saya
antriannya saat itu sudah lumayan panjang karena ada lebih dari 15an orang
berjejer menunggu untuk dilayani.
Sayangnya saya
tidak bertemu dengan pemiliknya, saya hanya sempat ngobrol-ngobrol dengan salah
satu ibu-ibu yang mengantri di depan saya yang juga sudah jadi pelanggan tetap.
si Ibu bilang kalo mau masuk ke pabriknya harus janjian dulu dan memberikan
beberapa info mengenai harga dan varian kopi Aroma. Saya sebenarnya sudah
menduga kalo mau masuk ke pabrik harus janjian, tapi ketika membaca beberapa review
di blog tidak menyebutkan harus janjian terlebih dahulu. Malah ada yang saat
itu juga bisa langsung lihat-lihat. Kecewa sih cuma mau gimana lagi.
Hasil dari
ngobrol bareng si ibu ternyata produk yang lebih banyak laku adalah kopi
robusta dan arabika. Sebenarnya masih ada jenis kopi lain seperti Toraja, Aceh
Gayo, dll tetapi yang memang banyak laku yakni robusta dan arabika. Sedangkan harga
dari kopi Aroma per/250 gram:
Robusta =
Rp.15.000
Arabica = Rp.
20.000
Campuran (Robusta-Arabica) = Rp.17.000
Selain jenis kopi yang bisa kita pilih, pembeli pun bisa
memilih tingkat kehalusan bubuk kopinya. Ada 4 tingkat yakni: halus yang
langsung tinggal seduh, medium, kasar, dan masih berupa biji. Untuk medium dan
kasar sepertinya untuk digunakan untuk penikmat kopi yang memiliki alat seduh
kopinya sendiri. Tak lama mengantri saya pun mendapat giliran. Saya memilih
membeli 1 kopi Robusta dan 1 kopi Arabika. Ternyata meskipun antrian cukup
panjang, pelayanan disini cepat juga ramah sehingga pembeli tidak perlu
menunggu lebih lama lagi.
Rasa dari kopi Aroma yang saya rasakan memang lebih
nyaman di lambung karena beberapa kopi hitam tradisional yang saya coba bikin
sakit perut. Sedangkan di lidah menurut saya tidak jauh beda dengan kopi yang
lain, hanya saja kopi Aroma lebih pahit juga lebih wangi ketimbang kopi lain.
Walau pun bukan coffee addict saya suka dengan produk kopi Aroma ini
lebih-lebih karena wanginya yang harum. Pantas dicoba lebih-lebih bagi para
pecinta kopi!
Referensi:
http://direktori-wisata.com/wisata-ke-rumah-produksi-kopi-aroma-bandung/
Pertama tayang di
www.kompasiana.com/rarasenja/berburu-kopi-legendaris-bandung-kopi-aroma_56a9c1ac5593732b07d58c4d
No comments: