 |
Topeng Raksasa | Dokpri |
Berlokasi di Dusun Baran Tlogowaru Kedung Kandang Kota Malang, Kampung Wisata Topeng dibangun diatas tanah milik Dinas Sosial Kota Malang. Tujuannya adalah mengentaskan gelandangan dan pengemis dengan cara yang berbeda. Jika hanya melakukan sweeping saja banyak gepeng yang tidak jera, sehingga tetap kembali melakukan kegiatan mengemis atau menggelandang. Kemudian, dicari cara agar gepeng diberdayakan dan bisa mandiri secara ekonomi. Lantas tercetus ide untuk membuat kampung wisata Topeng Malangan.
Pemilihan Topeng Malangan sebagai icon wisata karena belum adanya sentarlisasi lokasi untuk pembuatan atau wisata topeng malangan sendiri. Sehingga, pemilihan topeng malangan sebagai icon bisa jadi daya pemikat sehingga selain jadi kampung wisata bisa juga sekaligus menjadi kampung edukasi untuk mengenal budaya topeng malangan. Sampai saat ini, warga binaan diedukasi untuk membuat topeng agar kedepannya mereka bisa membuat topeng secara mandiri.
 |
Rumah-rumah yang ditempati warga binaan | dokpri |
 |
Warga disekitar kampung topeng | dokpri |
Pembangunan kampung wisata dipilih agar para warga binaan yakni gepeng-gepeng yang bersedia dipindahkan bisa berjualan di lokasi dimana mereka tinggal. Gepeng yang banyak tinggal di daerah Muharto, Kota Lama Malang kemudian dipindahkan dengan diberi satu rumah untuk satu keluarga. Setiap keluarga yang menempati rumah diberi hak tinggal seumur hidup tetapi tidak diberi hak milik. Sejauh ini sudah dibangun 40 rumah dan sudah ditempati 36 keluarga.
Meski terbilang jauh dan sulit untuk diakses, wisata kampung topeng ini tetap layak untuk dikunjungi. Kampung topeng ini buka setiap hari mulai pagi hingga sore hari. Tidak ada tiket masuk jika ingin mengunjungi lokasi ini, hanya perlu membayar parkir saja. Kegiatan yang bisa dilakukan wisatawan adalah berfoto ria, membeli jajanan, membawa pulang souvenir yang dijajakan masyarakat seperti kaos dan gantungan kunci. Selain itu, kita pun secara tidak langsung membantu perekonomian para warga binaan dan mengapresiasi kerja dinas sosial untuk pengentasan gepeng ini. Sebenarnya bukan tanpa alasan jika jarak Kampung Topeng ini cukup jauh dari kota. Lokasi Kampung Topeng yang cukup jauh dari perkotaan jadi salah satu alasan agar para gepeng tidak dengan mudah kembali ke kota. Hal ini tentu salah satu upaya agar para gepeng tidak kembali mengemis ke kota karena jarak yang cukup jauh.
 |
Gantungan kunci yang bisa dibeli | dokpri |
 |
Sebelum berkeliling isi daftar tamu dulu ya | dokpri |
Kegiatan sehari-hari warga binaan adalah berjualan dan pembinaan dari dinas sosial. Pembinaan yang diberikan tak hanya seputar wirausaha tetapi juga pembinaan rohani yang dilakukan setiap sore. Sedangkan pembinaan wirausaha sendiri dilakukan setiap hari ketika para warga binaan berjualan. Ketika berjualan, mereka diberi masukan-masukan agar makanan yang dijual layak beli dan menarik untuk dibeli.
Karena masih terbilang wisata baru, diresmikan 14 Februari 2017 lalu oleh Walikota Malang, Abah Anton. Sehingga wajar jika masih banyak kekurangan untuk ukuran tempat wisata. Masalah utama ya tentu akses menuju lokasi dan tidak adanya tanda menuju lokasi. Bahkan ketika saya kesana karena belum ada di goolge maps saya perlu berkali-kali tanya orang untuk menemukan lokasi. Selain itu, masih selain berfoto dan membeli panganan dan souvenir, masih belum ada kegiatan lain yang bisa dilakukan wisatawan.
 |
area sekitar kampung |dokpri |
Kedepannya untuk menarik minat pengunjung, Kampung topeng akan dilengkapi dengan 20 patung penari topeng malangan untuk menyambut para pengunjung di gapura kampung. Selain itu, akan diciptakan inovasi-inovasi lain agar kampung ini semakin dikenal dan jadi tujuan wisata di Malang.
Makasih infonya mbak Rara 😊. Baru tahu kalau ada Kampung Topeng. Layaknya asik jalan-jalan ke sana
ReplyDeleteperlu dicoba mbak :D
DeleteSepertinya bagus...
ReplyDeletebagus memang, tergolong baru :)
DeleteUpaya pemberdayaan sekaligus menjadi objek wisata yah, keren. Kapan2 ke sana lagi, tapi pas nunggu patung2 penari selesai, haha.
ReplyDeleteecieee, ayo ksna lagi
DeleteWah idenya patut diapresiasi. Semoga ke depannya dinsos bisa bekerjasama dengan dinas pariwisata.
ReplyDeleteiya betul banget mbak memang patut diapresiasi
Deletewaw.. bisa banget nih ditingkatin, biar gga banyak gepeng yg berkeliaran...
ReplyDeleteBetul mbak, solusinya ckup inovatif ini
DeleteWah idenya patut diapresiasi. Semoga ke depannya dinsos bisa bekerjasama dengan dinas pariwisata.
ReplyDeleteYeah... Akhirnya aku bisa komen. Apa sudah dibenerin sama kakak Richo? *-*
ReplyDeleteHehee... Omong2, keren kampungnya :)
maafkan kak. domain baru :(
Deleteiya keren,agehh kencan ksna :D
Ooh kampung ini tho yang baru dibangun. Kece juga ya .... BTW, kok gak ajak-ajak pas ke sini? :D
ReplyDeletekece abis mbak,
Deleteaku juga diajak dan dipaksa wkwk :D
lho lho, kok saya gak tahu kalau ada kampun topen di Malang? Baus jua idenya ya, kadang sering kezl liat gepeng yang tiba-tiba ambil tempat sampah di depan rumah #curcol
ReplyDeletememang terbilang baru bu, jadi belum banyak yg tau :D
DeleteAkhirnya sampai sini juga ya, perjuangannya lumayan juga utk sampai lokasi.
ReplyDeleteIde Dinsos keren nih, layak diapresiasi
betul mbak, idenya keren untuk menhilangkan kebiasaan gepeng ini
DeleteGreaaaat ideaaa.. thanks infonya Mbak Rara.. harus kesini nih..
ReplyDeletesip sama2 mbak :D
DeleteKerrreeeen....
ReplyDeletePemerintah semakin peka yaaaa...
Jadi penasaran kampung wisatawanya seperti apa
segera agendakan mbak :D
Deletemauu ajak kesini dong raaaaa
ReplyDeletemau diajak sapa kak? numpak elang yo wkwk
Deletecatet dulu, diagendakan untuk ngajak anak-anak belajar kesana
ReplyDeletebisa sekalian mengenalkan budaya topeng malangan pada anak mbak :D
DeleteBoleh nih kesini kapan2 deh..makasih infonya mba
ReplyDeleteboleh banget mbak :)
DeleteIdenya kereeen semoga dilakukan juga di daerah lain.... Pingin kesana ah...ngajak anak2...
ReplyDeletesebenarnya sudah ada dilakukan di tempat lain mbak, cuma hanya dipindahkan saja nggak ada konsep wisatanya. eh malah rumah yg dikash justru dijual
DeleteWah ada kampung topeng asyik nih. Aku malah baru tahu. Harus dilestarikan ya mba kamung seperti ini
ReplyDeleteiya memang baru mbak, bagusnya sih di setiap daerah gitu ya
Delete