Ngobrol Bareng MPR RI: Zulkifli Hasan Tampung Masukan Netizen

December 18, 2017
Gathering Netizen MPR kembali digelar dengan mengundang media dan komunitas BloggerBDG. Bertempat di Hotel Aston Tropicana Cihampelas hari Senin 11 Desember 2017 lalu, acara Ngobrol bareng MPR PR kali ini berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Kali ini acara yang bertujuan mendekatkan netizen dengan para pemangku kebijakan ini dihadiri langsung oleh Ketua MPR RI Dr. (H.C) Zulkifli Hasan, S.E., M.M dan Sekjen juga Ma’ruf Cahyono, SH.MH.
 
Salah satu tujuan dibuatnya acara ini adalah agar MPR bisa lebih dekat dengan masyarakat. Ditambah lagi, acara Ngobrol Bareng MPR RI sengaja dibuat santai agar kesan pejabat yang serius, “sulit dijangkau”, dan terkesan ada tembok pemisah dengan masyarakat itu luntur dengan adanya acara ini.

Pertama masuk ruang Meeting Room hotal, pejabat tinggi di MPR ini dengan hangat menyapa netizen yang hadir dengan salam. Bahkan menyalami satu-satu sebagian peserta. Sangat terlihat pembawaan pejabat satu ini terbilang ramah, supel, dan mencoba untuk tak berjarak dengan masyarakat

Satu yang mengejutkan saat acara dimulai, Bang Zul sapaan akrab Ketua MPR RI ini langsung “menantang” netizen untuk memberikan masukan, kritik atau pertanyaan di awal acara. Tak mau berpajang-panjang berpidato, ia hanya langsung ingin mendengarkan aspirasi atau segala unek-unek dari para netizen soal berbagai masalah yang ada seputar negeri tercinta. 

Cukup banyak juga respon dari para peserta yang menanyakan dan memberikan respon mengenai beragam hal. Beberapa hal yang ditanyakan diantaranya soal pajak buku, kelangkaan gas, permasalahan sampah, Pilkada DKI, dan juga soal Setnov yang sedang jadi aktor drama sinetron belakangan ini.   


Pandangannya soal beragam masalah yang ditanyakan cukup bijak dan bisalah dibilang memuaskan. Sebut saja soal masalah sampah, Bang Zul sendiri sempat bertanya balik “masalah sampah sebenarnya tanggung jawab siapa? Hanya pemerintah saja?” Di satu sisi pemerintah juga selalu mengusahakan mengatasi-mengatasi persoalan sampah ini tapi tetap saja masyarakat juga harus ikut serta karena sampah sendiri yang menimbulkan ya masyarakat. Seperti yang Bang Zul bilang bahwa “lingkungan bukan tanggung jawab pemerintah saja, kesadaran masyarakat juga penting.” 

Sama juga seperti permasalahan korupsi, pejabat-pejabat yang saat ini duduk di kursi pemerintahan itu siapa yang pilih? Ya tentunya masyarakat. Jadi masyarakat juga harus turut serta mengatasi masalah korupsi karena ini masalah negeri kita, bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah saja. Pejabat juga awalnya ya masyarakat biasa, maka dari itu kita setidaknya memiliki rasa jujur dan harga diri yang harus dijunjung setinggi-tinginya. 


Persoalan harga diri inilah yang kadang terlupa. Ambil contoh saja di Skandinavia yang warganya malu jika menggambil barang yang bukan haknya. Mereka menemukan barang di tempat umum, pasti di kembalikan ke orangnya atau lapor diberikan ke polisi. Mereka sudah sadar bahwa harga diri itu harga mati yang tak ternilai harganya meskipun ditukar dengan uang milyaran rupiah. Sifat ini lah yang perlu di munculkan di setiap warga Indonesia. Negara yang maju salah tolak ukuranya ya dilihat dari warganya.

Satu hal lain yang berkaitan dengan dunia kepenulisan adalah pajak penulis yang belakangan juga ramai diperbincangkan. Permasahan pajak kepenulisan ini masih digodok dan kedepan keputusan yang diambil pemerintah semoga bisa menguntungkan para penulis. Bang Zul sempat bilang bahwa Anang yang sekarang juga duduk di kursi pemerintahan di Komisi X sedang gencar-gencarnya mengupayakan royalti penulis dan penulis lagu yang saat ini masih minim apresiasi.

Ajakan Menjahit Indonesia
Tak hanya sekedar memberi tanggapan dan pandangannya, Bang Zul juga tentunya menyebar ajakan-ajakan positif pada netizen. Salah satu poinnya adalah menjahit indonesia yang sudah mulai koyak akibat dari beragam permasalahan yang ada.  

Kita sebagai warga negara jangan mudah diprovokasi dan diadu domba. Orang Indonesia baik dari suku, agama, dan ras apapun pada dasarnya baik-baik. Ketika ada yang menjadikan suatu permasalahan dan mengambil isu SARA sebagai alasan utama tentu hal ini salah. Sikap mengenerasisasi adalah sikap yang banyak dimiliki masyarakat kita. Ketika orang islam disebut teroris tentu tidak semua seperti itu. Orang Bali disebut intoleran gara-gara persoalan salah satu ustad, tentu hal itu juga tidak benar. Orang-orang yang bersikap salah ini tentu hanya sebagian kecil, cuma oknum saja. Jadi jangan mudah untuk menilai orang dengan begitu mudahnya.  

Mudah tersulut juga sikap yang bukan Indonesia banget, tapi sayangnya banyak banget kasus yang sekarang terjadi akibat mudah tersulut api amarah. Jadi jangan melulu mendahulukan amarah ketika ada masalah. Kasus persekusi yang sempat terjadi salah satunya karena mudah tersulut dan terlalu gampang terprovokasi padahal belum jelas masalahnya apa. 

Kembali kepada nilai-nilai yang Indonesia banget yang sudah sejak lama kita miliki adalah solusi untuk persatuan Indonesia. Hidup modern boleh, tapi modern dengan tetap memiliki nilai-nilai yang Indonesia banget itu keren. Mendalami ajaran agama masing-masing, cinta sesama, cinta akan perbedaan, bersikap adil, gotong royong, saling membantu adalah sejumlah kecil dari nilai-nilai yang kita miliki. 

Paling tidak, hanya dengan menjalankan perintah agama masing-masing kita bakal menjadi orang yang ikut menjaga persatuan Indonesia. Orang bergama tentu tidak akan berbuat kerusakan dan mencintai persaudaraan baik sesama umat maupun sesama manusia. Ajaran agama mana yang mengajarkan keburukan? Semua agama yang diakui di Indonesia tentu mengajarkan hal-hal yang baik. Beragama dan menjalankan perintah-perintah Tuhan juga merupakan bentuk dari nilai Pancasila sila ke 1 yakni nilai ketuhanan. 

What is so cool about Pancasila? Nilai-nilainya nggak pernah bertentangan dan bersebrangan dengan ajaran agama manapun karena Pancasila maupun UUD dibuat berdasar karakteristik bangsa indonesia yang berbeda dari suku, agama, budaya namun tergabung dalam satu nama, yakni Indonesia.

Sikap Bersahaja dari Pejabat
Terbukti memang, salah satunya sikap yang ditampilkan Bang Zul sangat jauh dari kesan angkuh. Satu hal lagi yang saya perhatikan dari sosok pemimpin MPR ini orangnya sabar dan kekinian banget. Can you imagine? Bang Zul rela ngeladeni ajakan foto dari semua netizen yang hadir. Setidaknya ada sekitar 50 orang lebih yang hadir di ruangan dan semua minta foto bareng. 


Mulai dari panggung yang dipenuhi semua peserta hingga tinggal beberapa orang aja yang tersisa dan itu bukan satu orang satu kali foto, bahkan ada yang udah dapet foto juga malah maju lagi buat dapet selfie bareng. Bapaknya nggak nolak sama sekali bahkan dengan sangat senangnya menerima ajakan foto yang entah keberapa kalinya. In the end, Bang Zul malah sempet bilang “Sudah foto bareng semua? Kalau sudah saya mohon pamit, terima kasih semuanya sudah datang.” 

Saran dan Kritik Bagi MPR Kedepan
Selama ini yang saya rasakan mengenai beberapa jal  yang berkaitan dengan pemerintahan adalah soal sistem pelayanan di pemerintahan. 

1.      Sebaiknya sistem pelayanan soal berbagai berkas untuk masyarakat harus dipermudah dan tanpa biaya atau paling tidak semua biaya harus jelas dan dibuat besar-besar rinciannya untuk dipajang jadi setiap masyarakat bisa melihat biaya beragam pembuatan berkas-berkas yang diperlukan. Saya masih mengalami dan secara terang-terangan para pegawai pemerintah meminta untuk biaya “administrasi” padahal jelas-jelas pembuatan KTP gratis. Selain itu, pembuatan SIM pun secara terang-terangan ada jalur khusus jika ingin lebih cepat dan tanpa tes. Bahkan dari pihak polisi berseragamnya sendiri menyebutkan sejumlah nominal yang cukup besar untuk pembuatan “SIM kilat.”

2.      Permasalahan lain yang saya alami sendiri adalah dana beasiswa Bidikmisi yang tidak keluar setiap bulan tapi harus menunggu minimal 3 bulan lamanya bahkan lebih. Hal ini saya alami saat saya menempuh jenjang S1, meskipun saat ini saya sudah lulus tapi sebaiknya pemerintah selalu mengawasi dan memastikan untuk memberikan hak-hak warganya. Hal ini pula terjadi pada kasus sertifikasi ibu saya sebagai guru yang harus menunggu berbulan-bulan untuk pencairan dana. Bahkan terkadang proses pencairannya makin dipersulit karena tiap tahun harus ganti rekening bank. 

3.      Kedepan sebaiknya sering-sering pejabat-pejabat turun ke masyarakat untuk mendengar langsung aspirasinya. Jangan hanya blusukan ketika mau pemilihan. Diskusi maupun bincang-bincang dengan pemerintah tentunya banyak diinginkan masyarakat. Selain mengenal siapa pemimpinnya, masyarakat juga didengar kemauannya.





4 comments:

  1. Ahh serunya Gathering MPR ini, bisa ngobrol sante bareng Pak Zul Hasan yang bersahaja mendengarkan curcolan Netizen Bandung ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Santai bangeeet. Kayak ngobrol sama temen lama aja ya.

      Btw, itu karena anggota DPR dipilih oleh rakyat, kalau kinerjanya jelek dan korupsi, mestinya bisa ditegur dst oleh rakyat ya.

      Delete
    2. bener teh, baru kali ini sih ngerasain ada pejabat yang ramah bgt kyak pak zul

      Delete
    3. harusnya sih gtu, tapi kasus papah maen sinetron aja udah di tegur bahkan di maki tetep aja gg ngaruh xixixi

      Delete

Powered by Blogger.