#JusticeForAudrey Ramai di Media Sosial
![]() |
Ilustrasi |
Hashtag
atau tagar #JusticeForAudrey sempat
menjadi trending topik pertama di
Indonesia bahkan dunia pada 9 April 2019 lalu. Hashtag ini muncul karena kasus perundungan atau bullying yang diduga dilakukan 12 siswa SMA
pada satu siswa SMP yang bernama Audrey pada 29 Maret 2019 di Pontianak,
Kalimantan Barat.
Akun Twitter @syarifahmelinda yang pertama kali menceritakan bahwa Audrey (14) yang
merupakan siswi SMPN Pontianak menjadi korban pengeroyokan 12 orang yang siswi
SMA yang tak bertanggung jawab. Meskipun setelah penyelidikan polisi akhirnya
ditetapkan tiga tersangka dari 12 pelaku yang diduga melakukan pengeroyokan.
Pengeroyokan ini
disebabkan adanya saling sindir di aplikasi chatting WhatsApp mengenai hubungan
asmara salah satu pelaku pengeroyokan dengan kakak sepupu Audrey. Bahkan
belakangan diketahui bahwa 12 siswi SMA ini tidak memiliki masalah dengan
Audrey, salah satu korban justru memiliki masalah dengan kakak sepupu korban
namun menjadikan Audrey sebagai umpan untuk membuat kakak sepupu yang juga
teman para pelaku untuk keluar dari rumahnya.
Audrey bahkan
dilarikan ke rumah sakit akibat didorong ke aspal, disiram air, rambutnya
ditarik dan perutnya ditendang berkali-kali. Tak ayal jika korban langsung dilarikan
ke rumah sakit akibat luka yang di derita baik secara fisik maupun psikis.
Munculnya tagar #JusticeForAudrey dan petisi melalui
Change.org karena adanya kabar bahwa keluarga korban dan pelaku memutuskan
untuk berdamai karena pelaku dan korban sama-sama masih di bawah umur. Padahal aksi
yang dilakukan para pelaku sudah dilewat batas sementara korban mengalami luka
yang bisa dibilang cukup serius.
Warga net tidak
terima dan mendukung pihak keluarga untuk terus mengusut tuntas para pelaku pengeroyokan
dan tidak menjadikan umur sebagai alasan menghentikan proses hukum. Tujuannya
tentu agar para pelaku mendapatkan efek jera dan sadar bahwa hal yang telah
dilakukannya adalah salah, merugikan orang lain dan masuk dalam bentuk
kekerasan.
Jika hal ini tidak
dilakukan tentu akan banyak muncul para pelaku pengeroyokan lainnya yang
menganggap hal ini biasa dan bukan sesuatu yang salah. Hal ini akan memicu
bahwa melakukan pengeroyokan dan perundungan menjadi benar karena pelaku bisa
berlindung atas nama “masih di bawah umur.”
Hal ini tentu memicu
netizen hingga artis-artis ibukota angkat suara bahkan ikut menjenguk keadaan
Audrey di rumah sakit guna memberikan dukungan dan semangat. Tak hanya ikut
memberikan komentar, bahkan ada beberapa pihak yang meretas akun Instagram
salah satu pelaku dan menjadikan akun tersebut sebagai bulan-bulanan oleh
netizen.
Kasus pengeroyokan
ini tentu sangat disayangkan oleh semua pihak. Hanya gara-gara hal sepele,
timbul permasalahan bahkan terjadi kekerasan. Pihak orang tua tentu menjadi
perhatian karena sosok yang dianggap bisa membimbing dan mengarahkan
anak-anaknya agar tidak melakukan aksi perundungan dan pengeroyokan.
Selain itu hal yang
dilakukan oknum karena meretas salah satu akun Instagram pelaku dan
menjadikannya bahan olok-olokan juga tidak bisa dibenarkan. Jika masih saja ada
yang menghina dan menyudutkan para pelaku tentu perlakuan tersebut juga tidak
berbeda dengan yang dilakukan para pelaku pengeroyokan pada Audrey, hanya saja
bentuknya online melalui media sosial.
Ada baiknya jika kita
sebagai penonton baiknya belajar dari kelasahan para pelaku dan lebih
mengawasi, membimbing dan terus mengedukasi orang-orang terdekat agar tidak
melakukan hal yang serupa atau bahkan menjadi korban. Di lain pihak, sebagai netizen
baiknya tidak ikut memperkeruh suasana dengan mencaci-maki para pelaku. Gunakan
jari Anda hanya untuk berkomentar atau membagikan hal-hal positif saja.
No comments: