#JusticeForAudrey Ramai di Media Sosial

April 13, 2019
Ilustrasi

Hashtag atau tagar #JusticeForAudrey sempat menjadi trending topik pertama di Indonesia bahkan dunia pada 9 April 2019 lalu. Hashtag ini muncul karena kasus perundungan atau bullying yang diduga dilakukan 12 siswa SMA pada satu siswa SMP yang bernama Audrey pada 29 Maret 2019 di Pontianak, Kalimantan Barat.

Akun Twitter @syarifahmelinda yang pertama kali menceritakan bahwa Audrey (14) yang merupakan siswi SMPN Pontianak menjadi korban pengeroyokan 12 orang yang siswi SMA yang tak bertanggung jawab. Meskipun setelah penyelidikan polisi akhirnya ditetapkan tiga tersangka dari 12 pelaku yang diduga melakukan pengeroyokan.

Pengeroyokan ini disebabkan adanya saling sindir di aplikasi chatting WhatsApp mengenai hubungan asmara salah satu pelaku pengeroyokan dengan kakak sepupu Audrey. Bahkan belakangan diketahui bahwa 12 siswi SMA ini tidak memiliki masalah dengan Audrey, salah satu korban justru memiliki masalah dengan kakak sepupu korban namun menjadikan Audrey sebagai umpan untuk membuat kakak sepupu yang juga teman para pelaku untuk keluar dari rumahnya.

Audrey bahkan dilarikan ke rumah sakit akibat didorong ke aspal, disiram air, rambutnya ditarik dan perutnya ditendang berkali-kali. Tak ayal jika korban langsung dilarikan ke rumah sakit akibat luka yang di derita baik secara fisik maupun psikis.

Munculnya tagar #JusticeForAudrey dan petisi melalui Change.org karena adanya kabar bahwa keluarga korban dan pelaku memutuskan untuk berdamai karena pelaku dan korban sama-sama masih di bawah umur. Padahal aksi yang dilakukan para pelaku sudah dilewat batas sementara korban mengalami luka yang bisa dibilang cukup serius.

Warga net tidak terima dan mendukung pihak keluarga untuk terus mengusut tuntas para pelaku pengeroyokan dan tidak menjadikan umur sebagai alasan menghentikan proses hukum. Tujuannya tentu agar para pelaku mendapatkan efek jera dan sadar bahwa hal yang telah dilakukannya adalah salah, merugikan orang lain dan masuk dalam bentuk kekerasan.

Jika hal ini tidak dilakukan tentu akan banyak muncul para pelaku pengeroyokan lainnya yang menganggap hal ini biasa dan bukan sesuatu yang salah. Hal ini akan memicu bahwa melakukan pengeroyokan dan perundungan menjadi benar karena pelaku bisa berlindung atas nama “masih di bawah umur.”

Hal ini tentu memicu netizen hingga artis-artis ibukota angkat suara bahkan ikut menjenguk keadaan Audrey di rumah sakit guna memberikan dukungan dan semangat. Tak hanya ikut memberikan komentar, bahkan ada beberapa pihak yang meretas akun Instagram salah satu pelaku dan menjadikan akun tersebut sebagai bulan-bulanan oleh netizen.

Kasus pengeroyokan ini tentu sangat disayangkan oleh semua pihak. Hanya gara-gara hal sepele, timbul permasalahan bahkan terjadi kekerasan. Pihak orang tua tentu menjadi perhatian karena sosok yang dianggap bisa membimbing dan mengarahkan anak-anaknya agar tidak melakukan aksi perundungan dan pengeroyokan.

Selain itu hal yang dilakukan oknum karena meretas salah satu akun Instagram pelaku dan menjadikannya bahan olok-olokan juga tidak bisa dibenarkan. Jika masih saja ada yang menghina dan menyudutkan para pelaku tentu perlakuan tersebut juga tidak berbeda dengan yang dilakukan para pelaku pengeroyokan pada Audrey, hanya saja bentuknya online melalui media sosial.

Ada baiknya jika kita sebagai penonton baiknya belajar dari kelasahan para pelaku dan lebih mengawasi, membimbing dan terus mengedukasi orang-orang terdekat agar tidak melakukan hal yang serupa atau bahkan menjadi korban. Di lain pihak, sebagai netizen baiknya tidak ikut memperkeruh suasana dengan mencaci-maki para pelaku. Gunakan jari Anda hanya untuk berkomentar atau membagikan hal-hal positif saja. 

No comments:

Powered by Blogger.